1. Yogyakarta, Indonesia
Dulu Kota Jogja identik dengan kota sepeda. Sepeda sangat mendominasi jalanan di Jogja. Sekarang sepeda juga masih mendominasi jalanan Kota Jogja, tapi bukan sepeda onthel melainkan sepeda motor. Sudah diketahui bersama kalau jalan-jalan di Jogja mulai terasa penuh sesak dengan banyaknya sepeda motor tersebut. Pengguna sepeda onthel menjadi semakin tersisih.
Saat melewati jalan-jalan protokol Kota Jogja saya menemukan hal yang unik yaitu sepeda memiliki rambu-rambu khusus sebagai penunjuk jalan. Pada rambu-rambu tersebut tertulis "jalan alternatif sepeda", dengan melewati jalan-jalan alternatif tersebut para pengguna sepeda onthel tidak perlu berdesakan dengan pengguna jalan lain seperti sepeda motor dan mobil. Pada beberapa traffic light juga saya temukan rambu-rambu khusus yaitu "ruang tunggu sepeda" saat berada di traffic light. Jadi sepeda bisa menunggu di depan kendaraan lain saat lampu merah menyala. Bahkan katanya Pemkot Yogyakarta akan menambah tempat parkir khusus sepeda di 40 titik strategis yang tersebar di Kota Jogja.
2.San Francisco, California
San Francisco merupakan kota kedua berpenduduk terbesar di AS, tak heran bila sistem transportasi sepeda menjadi andalan utama. Kota ini secara konsisten menempati urutan teratas dari survey majalah Bicycling untuk penggunaan sepeda. Terdapat 40 ribu penduduk San Fransisco bersepeda ke tempat kerja . Terdapat jalur sepeda sepanjang 63 mil.
San Francisco Bicycle Coalition mengajukan 8 kandidat untuk duduk dalam San Francisco Board of Supervisors, dan seluruhnya terpilih. Pengawas kota tersebut menempatkan prioritas utama bagi kebutuhan pejalan kaki dan pesepeda, dibanding transportasi massal. Dengan pertambahan jumlah pesepeda, seluruh tranportasi umum kini dilengkapi alat pembawa sepeda.
3.Barcelona, Spanyol
pada 22 Maret 2007, Barcelona City Council memulai layanan Bicing, layanan fasilitas penyewaan sepeda sebagai transportasi untuk umum. Penyewa terlebih dahulu mendaftar untuk memperoleh kartu. Kartu ini sebagai identitas sewa dan berhak meminjam sepeda di 100 pos yang tersebar di penjuru kota Barcelona. Penyewa diperbolehkan memakai sepeda di dalam kota, lantas mengembalikan di pos berikutnya. Barcelona juga membuat 'green ring' yang mengelilingi area metropolitan dengan jalur sepeda. Terdapat 3250 tempat parkir di seputar kota.
Sampai detik ini, Amsterdam masih memegang sebutan ibu kota sepeda di Eropa (bahkan terbaik di dunia). Tercatat 40% lalu-lintas dipadati hilir mudik sepeda. Kota ini berhasil memposisikan diri sebagai sahabat pesepeda dengan mempromosikan kehidupan lebih sehat dan gaya hidup lebih aktif bagi penduduknya. Pengembangan jaringan jalur sepeda dibuat meluas, lebih aman, cepat, nyaman, serta memberi road safety bagi pesepeda. Program pencegahan pencurian sepeda juga dirancang sebanding dengan meningkatnya populasi sepeda. Amsterdam juga membuat 10 ribu parkir sepeda di stasiun kereta.
Kota ini menduduki urutan enam dalam peringkat kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia. Copenhagen terbukti berhasil mengadakan program komunitas sepeda. Seluruh warga Denmark umumnya memiliki minimal sebuah sepeda, dan Copenhagen beberapa tahun belakangan turut dikenal sebagai kota sepeda. Tercatat 32 persen pekerja menggunakan sepeda untuk ke kantor, dan 50 persen dari mereka beralasan memakai sepeda justru lebih cepat dan mudah.
Jalur sepeda telah meluas dan dipakai dengan baik. Jalur ini kerap terpisah dari jalan raya utama dan juga memiliki lampu lan-tas tersendiri. Copenhagen juga memiliki wilayah khusus, Christiania, yang benar-benar terbebas dari mobil.
Pihak kota menyediakan sepeda untuk umum dengan membayar deposit 20 kroner. Uang deposit itu dikembalikan ke penyewa, jika sepeda telah dikembalikan ke salah satu rak penyewaan sepeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar